*”Apa Yang Kita Lakukan Setelah Ramadhan..??”
July 7, 2016 by abahzaky2014
copas dari mjt grup
*”Apa Yang Kita Lakukan Setelah Ramadhan..??”*
قيل لبشر الحافى رحمه الله إنَّ قومًا يتعبدون ويجتهدون في رمضان فقط، قال : بئس القوم لا يعرفون لله حقًا إلا في رمضان إنَّ الصالح الذي يتعبد ويجتهد السنة كلها.
Seseorang berkata kpd Imam Bisyir Al-Hafi رحمه الله : Sungguh ada orang-orang yg beribadah dgn bersungguh-sungguh hanya di bln Ramadhan saja. Lalu beliau menyahut :”Sungguh buruk mereka itu karena mereka tdk mengenal hak Allah kecuali di bln Ramadhan saja.” *Sesungguhnya orang yg shaleh adalah orang yg beribadah dgn bersungguh-sungguh sepanjang tahun (bkn hanya Ramadhan saja).”*
Ucapan Beliau bukan bermaksud meniadakan nilai ibadah yg telah dilakukan oleh seseorang dgn penuh kesungguhan walaupun hanya di bln Ramadhan.
*Apa lagi bila disalah pahami, bahwa lebih baik tdk beribadah, dari pada hanya dlm Ramadhan saja.*
*Tetapi yang Beliau maksud adalah agar kita tetap menjaga semangat ibadah yang telah kita lakukan selama Ramadhan ini. Jangan sampai ibadah ini kembali melemah seperti kondisi sebelum Ramadhan.*
Allah berfirman :
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِن بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَاثًا
“Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang telah dipintalnya dengan kuat menjadi cerai berai kembali.” (An-Nahl : 92).
Ada beberapa langkah yg bisa kita lakukan, untuk tetap menjaga gairah beramal yg telah kita lakukan selama Ramadhan.
Antara lain :
1. *Tekad yg tulus, dari lubuk hati untuk melanggengkan amalan dlm kondisi apapun*.
*Hal ini menuntut kita utk meninggalkan kelemahan dan kemalasan.* Oleh karenanya Rasulullah mengajarkan kita dari dua sifat tersebut :
اللَّهُمَّ إِنِّي َأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ.
Duhai Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan.
2. *Tumbuhkan kesadaran bahwa adalah tidak baik bila seseorang telah melanggengkan sebuah amalan, kemudian meninggalkannya.*
Rasulullah pernah memberikan nasehat kepada Abdullah bin Amr “Wahai Abdullah Janganlah kamu seperti si Fulan, ia biasa bangun mlm lalu meninggalkannya (HR. Bukhari & Muslim).
3. *Teladanilah sikap para pendahulu kita, bagaimana mereka mendawamkan sebuah amalan.*
*Sayyidah Aisyah menceritakan bahwa bila Rasulullah suatu malam tdk bangun (krn kelelahan) atau sakit,maka Beliau shalat 12 rakaat (dhuha) di siang hari* (sebagai ganti bangun malam). (HR. Muslim).
*Suatu saat Beliau (karena suatu hal) pernah tidak bisa melakukan i’tikaf di bulan Ramadhan, maka Beliau mengqadhanya di bulan Syawwal.*
Sayyiduna Bilal menjaga shalat sunnah setelah wudhu,siang maupun malam. Sehingga krn amalan inilah, Rasulullah di surga saat mi’raj mendengar suara terompah Bilal di hadapan Beliau. (HR. Bukhari & Muslim).
*Sayyiduna Ali tidak pernah meninggalkan tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 34 kali tiap malam menjelang istirahat, sejak mendengar anjuran itu dari Rasulullah.*
Seseorang bertanya kpd Beliau : *”Apakah engkau tdk meninggalkannya, bahkan di malam (perang) Siffin?” Beliau menjawab : “Bahkan di malam (perang) Siffin”*
Kisah-kisah semacam ini akan menyemangati kita untuk mendawamkan sebuah amalan, sebagaimana yg telah beliau-beliau lakukan.
*Dgn berlalunya Ramadhan, shalat Tarawih tidak ada lagi, tetapi shalat malam(tahajjud+witir),dhuha dan shalat-shalat sunnah yg lain masih ada di luar Ramadhan.*
*Puasa fardhu tdk ada lagi, tetapi puasa-puasa sunnah spt puasa 6 hr Syawwal, puasa Senin Kamis,puasa 3 hari 13,14,15 pertengahan bln hijriah,puasa 1-9 zulhijjah atau Arafah saja,puasa Tasu’a&’Asyuro 9&10 Muharram masih ada di luar Ramadhan*.
Begitu pula amalan-amalan yg lainnya.
*Marilah kita lanjutkan amal kebaikan yg biasa kita lakukan selama bln Ramadhan yg baru mninggalkan kita!”*(dari WA sebelah)