Belajar dengan guru
November 7, 2017 by abahzaky2014
Copas dari MJT Grup.
Judul disesuaikan.
*GURU SYAITHON*
•••••••••••••••••••••••••••
*Man la syaikha lahu fasyaikhuhu syaithan* yang artinya :”Barang siapa yang tidak mempunyai guru maka gurunya adalah syaitan”
Al-Imam Abu Yazid Al-Bustamiy , quddisa sirruh (Makna tafsir QS.Al-Kahfi 60) ; *Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan* Tafsir Ruhul-Bayan Juz 5 hal. 203
Orang yang berguru tidak kepada guru tapi kepada buku saja maka ia tidak akan menemui kesalahannya *Karena buku tidak bisa menegur tapi kalau guru bisa menegur* jika ia salah atau jika ia tak faham ia bisa bertanya, tapi kalau buku jika ia tak faham ia hanya terikat dengan pemahaman dirinya sendiri menurut akal pikirannya sendiri.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, *Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan*(HR. Ahmad)
Akan timbul kekacauan di suatu negeri jika ada orang-orang yang mengambil pendapat atau ilmu agama dari ulama dlaif (lemah)
*Pada kenyataannya umat Islam berselisih karena berbeda pendapat bahkan sampai saling membunuh (bunuh membunuh) sehingga umat Islam hancur dari dalam adalah diakibatkan orang-orang yang merasa benar sehingga merasa pasti masuk surga padahal mereka mengikuti ulama di balik perpustakaan alias ulama dari kalangan otodidak (shahafi)*
*Semoga manfaat*
*Habib Munzir Almusawa*
( Participant )
•••••••••••••••••••••••••••••••
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh*
Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,
Saudaraku yg kumuliakan,
beliau itu bukan Muhaddits, karena *Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para periwayat hadits*
*albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukil dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini.*
kita bisa lihat *Imam Ahmad bin Hanbal yg hafal 1.000.000 hadits (1 juta hadits), berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari *Huffadhudduniya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia)*(rujuk Tadzkiratul Huffadh dan siyar a\’lamunnubala) dan beliau tak sempat menulis semua hadits itu, beliua hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits saja, maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman,
*Imam Bukhari hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya* dimasa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar *7.000* hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan *593.000* hadits lainnya sirna ditelan zaman, demikian para Muhaddits2 besar lainnya, seperti Imam Nasai, Imam Tirmidziy, Imam Abu Dawud, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, Imam Syafii, Imam Malik dan ratusan Muhaddits lainnya,
*Muhaddits adalah orang yg berjumpa langsung dg perawi hadits, bukan jumpa dg buku buku*
*Albani* hanya jumpa dg sisa sisa buku hadits yg ada masa kini.
*Albani bukan pula Hujjatul Islam*, yaitu gelar bagi yg telah hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, bagaimana ia mau hafal 300.000 hadits, sedangkan masa kini jika semua buku hadits yg tercetak itu dikumpulkan maka hanya mencapai kurang dari 100.000 hadits.
*AL Imam Nawawi* itu adalah Hujjatul islam, demikian pula *Imam Ghazali,* dan banyak Imam Imam Lainnya.
*Albani bukan pula Alhafidh,* ia tak hafal 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, karena ia banyak menusuk fatwa para Muhadditsin, menunjukkkan ketidak fahamannya akan hadits hadits tsb,
*Albani bukan pula Almusnid* yaitu pakar hadits yg menyimpan banyak sanad hadits yg sampai ada sanadnya masa kini, yaitu dari dirinya, dari gurunya, dari gurunya, demikian hingga para Muhadditsin dan Rasul saw, orang yg banyak menyimpan sanad seperti ini digelari *Al Musnid,* sedangkan *Albani* tak punya satupun sanad hadits yg muttashil.
berkata para Muhadditsin, \”Tiada ilmu tanpa sanad\” maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur;an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu\’.
apa pendapat anda dengan seorang manusia muncul di abad ini lalu menukil nukil sisa sisa hadits yg tidak mencapai 10% dari hadits yg ada dimasa itu, lalu berfatwa ini dhoif, itu dhoif.
*saya sebenarnya tak suka bicara mengenai ini, namun saya memilih mengungkapnya ketimbang hancurnya ummat karena tipuan seorang tong kosong*
2. Riyadhusshalihin adalah kmpulan hadits yg dipadu oleh hujjatul Islam Al Imam Nawawi, anda boleh membacanya namun carilah yg polos terjemahannya tanpa ada syarah / tahqiq. maka Insya Allah ia bersih dari segala pemikiran yg sesat.
3. amiin.. doaku selalu untuk hajat mulia ini
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam
*Semoga manfaat*
July, 15 / 2009 M.
6:07 wib.