Mengembalikan gelar habib kepada yang berhak.
September 30, 2017 by abahzaky2014
Patut direnungkan catatan kecil sayyid Zen b Smith.
*MENGEMBALIKAN GELAR HABIB PADA PEMILIKNYA*
*ABU HASAN-313*
*Imam al-Kattani al-Hasani berkata,” Orang yang paling berhak atas sifat ksatria adalah keturunan nubuwah, karena kekerabatan mereka berasal dari manusia terbaik. Hak Allah terkait mereka semakin besar. Dosa yang dilakukan terhadap kerabat dekat Nabi Saw lebih besar dari pada dosa yang dilakukan terhadap kerabat jauh beliau. Kebajikan adalah kebajikan, tapi kebajikan di tengah rumah nubuwah lebih baik. Dan keburukan adalah keburukan, tapi keburukan di tengah rumah nubuwah lebih buruk.*
Wahai para keluarga nabi! Aku tidak akan pernah lelah untuk memberi nasehat
Maka bangunlah sebagaimana para leluhur kalian
Dengan mengikuti para leluhur dalam ketaatan kepada Allah
Dan berbakti kepadanya sebagai amal baik anak untuk ayah
Jika kalian melakukan itu, Rasul dan kedua cucunya pasti senang
Al-Amin dan Az-Zahra juga merasa senang.
ويلبس الشريف ثوب دنس من بعد ماكان بازهى ملبس
Tidak patut) orang mulia mengenakan pakaian kotor
Setelah sebelumnya mengenakan pakaian paling indah
_Disadur dari kitab Durrat at-Tijan_
“`Dulu Habib adalah panggilan untuk seorang sayyid keturunan Rasulullah, bertaqwa, berilmu, sunni dan biasanya sudah lanjut usia.“`
Namun sekarang berubah definisi diatas banyak dilanggar, setiap sayyid dipanggil habib, yang alim dan awam, sunni dan dan non sunni bahkan tidak mengenal agama-pun juga dipanggil habib, liberal semi atheis juga tidak malu memamerkan nasab. Begitu juga dgn sebutan syarifah, wanita yg tidak menutup auratnya, membela penista agama dan alquran tanpa beban mereka mengaku syarifah!!
Syarifah adalah keturunan yg tidak menyimpang, Hubabah adalah yg berilmu, shalehah, dan biasanya yg lanjut usia. Walaupun di dalam kalangan keluarga hubabah sama dengan jiddah atau nenek. Namun sebutan utk umum seperti yg disebut diatas.
Mungkin sekedar saran, apa tidak sebaiknya kita kembalikan gelar habib hanya pada orang yang berhak.
Jika dia berilmu cukup panggil ustadz, jika lebih tua kita panggil ammi, jika dia awam namun tidak menyimpang kita panggil sayyid, jika dia melawan ajaran datuk-datuknya mendukung penista agama serta menentang syariah, maka panggil saja namanya. Karena gelar habib hanya ada dikalangan sunni bukan yang lain.
*Untuk menghindari talbis(kerancuan) terhadap org awam yg sering bertanya habib kok wahabi atau habib kok mencaci sahabat dan istri2 Nabi, habib kok bela ahox dll?*
Demi kebaikan bersama rupanya kita harus rela untuk mengembalikan gelar Habib pada yg berhak saja.
Tak ada kata terlambat untuk berubah menjadi baik.
Untuk kalangan keluarga saja.