Hikmah di balik berita kematian
April 4, 2016 by abahzaky2014
Copas dari MJT grup
HIKMAH DIBALIK BERITA KEMATIAN
Oleh: el_haddari25
Akhir-akhir ini hampir setiap hari kita mendengar berita kematian, entah itu saudara, kerabat dekat atau orang yang tidak kita kenal. Tentunya tanpa berpikir panjang kita pun ikut menyebarkan berita kematian tersebut, baik melalui whatsapp, fb, bbm atau media sosial lainnya.
Akan tetapi pernahkah kita berpikir sejenak atau sekedar merenungkan bagaimana seandainya jika kematian itu sendiri yang menimpa diri kita. Ya setidaknnya kita dapat mengambil hikmah dari berita kematian yang kita dengar atau yang kita sebarkan itu.
Hidup di dunia laksana “permainan”, tatkala habis waktu untuk bermain,maka dengan segera kita harus “pulang”. Betapapun hebatnya kita waktu bermain dan kendatipun besar peran kita, jika peluit berakhir maka usai pulalah sepak terjang kita. Begitupun dengan kehidupan ini, bila waktu telah berakhir, maka tiada seorangpun yang bisa menolak atau mencegah ia dari kematian.
Dalam kehidupan sekarang ini, kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Mereka biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang (dengan kematian), mereka semua berpikir tentang apa yang mesti mereka lakukan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa berpikir sedikitpun untuk urusan akheratnya.
Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang sangat tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup sampai esok hari bahkan dalam satu jam berikutnya.
Tiap hari kita mendengar berita kematian orang lain tetapi tidak pernah memikirkan tentang hari ketika orang lain memberitakan kematian kita. Kapankah itu?, dimanakah? saat apakah? dalam keadaan bagaimanakah? Kita tidak mengira bahwa kematian itu sedang mananti dan menunggu kita.
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, maka semua “kenyataan” dalam hidupnya tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” ketika hidup di dunia ini.
Renungkanlah segala sesuatu yang kita dapat lakukan saat ini, kita dapat mengedipkan mata, menggerakkan badan, berbicara, tertawa, bercanda, bersosialisasi dengan orang-orang sekitar kita, semua ini merupakan fungsi tubuh kita. Sekarang coba renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh kita setelah kita mati nanti.
Dimulai saat kita menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, kita tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh kita yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat (jika kita meninggal di rumah sakit) tapi jika kita meninggal di rumah, maka jenazah kita akan dibaringkan kamar untuk disemayamkan. Dari sana, kita akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus beberapa lembar kain kafan disertai sedikit kapas, kapur barus dan wewangian, maka kita akan dishalatkan setelah itu jenazah kita akan di bawa ke kuburan dalam sebuah keranda. Sesudah itu jenazah kita akan dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi kita. Ini adalah kesudahan cerita kita.
Mulai saat ini, kita hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Wahai saudaraku..
Sesungguhnya kematian adalah haq, pasti terjadi, tidak dapat disangkal lagi.
Allah SWT berfirman:
وَ جَآءَتۡ سَكۡرَةُ الۡمَوۡتِ بِالۡحَـقِّؕ ذٰلِكَ مَا كُنۡتَ مِنۡهُ تَحِيۡدُ
“Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” (QS. Qaaf:19)
Siapakah di antara kita yang meragukan kematian dan sakaratul maut? Apakah ada orang yang meragukan kubur dan azabnya? Siapakah yang mampu menunda kematiannya dari waktu yang telah ditentukan?
Mengapa kita masih menunda-nunda amal kebaikan padahal kita mengetahui bahwa kematian akan datang secara tiba-tiba?
Kematian merupakan musibah paling besar, Apabila seorang hamba ahli taat didatangi kematian, ia akan menyesal mengapa tidak menambah amalan solehnya dimasa hidup, sedangkan bila s
eorang hamba ahli maksiat didatangi kematian, ia akan menyesali atas perbuatan yang telah dilakukannya dan berkeinginan dapat dikembalikan ke dunia lagi supaya dapat bertaubat kepada Allah Swt dan melakukan amal soleh.
Namun! Itu semua adalah mustahil dan tidak akan terjadi!!
Seorang ulama berkata,:
“Siapa yang banyak mengingat kematian, maka ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: Segera bertaubat; Mendapatkan kepuasan hati; dan bersemangat dalam beribadah. Dan siapa yang lupa akan kematian, maka ia akan disiksa dengan tiga perkara: Menunda untuk bertaubat; Tidak merasa cukup dengan yang ada dan malas beribadah.”
Oleh karena itu, jadikanlah berita kematian yang kita dengar setiap hari itu sebagai:
– Pendorong diri untuk bersiap-siap menghadapi kematian sebelum datangnya.
– Pendorong diri untuk segera bertaubat dan melakukan amal-amal sholeh.
– Pendorong diri untuk menjauhkan dari cinta dunia, panjang angan-angan dan ridha dengan yang sedikit.
– Pendorong diri untuk mencegah kerakusan dan ketamakan terhadap nikmat duniawi.
– Pendorong diri untuk melembutkan hati, membuat mata menangis, dan memberi semangat untuk mendalami agama serta menghapuskan keinginan hawa nafsu.
Semoga goresan singkat ini bermanfaat, dan
Semoga kita semua termasuk ke dalam orang-orang yang kelak akan meninggal dunia dalam keadaan khusnul khatimah..
Aamiin Aamiin Aamiin.. Ya Rabbal Aalamiin…